Menulis Tidak Harus Punya Bakat

Seringkali dalam setiap bincang-bincang mengenai dunia tulis menulis, beberapa kawan selalu melontarkan pertanyaan soal penting dan tidaknya peran bakat bagi mereka yang ingin menjadi penulis. Saya selalu mengatakan, perdebatan mengenai apakah perlu seseorang memiliki bakat menulis untuk menjadi penulis, sama halnya dengan perdebatan perlu tidaknya bubur ayam itu diaduk atau tidak diaduk.

Bayangkan jika kita menanamkan kepercayaan bahwa kita tidak berbakat dalam menulis, kemudian orang di sekeliling kita mengamini hal tersebut. Apa yang terjadi? Ya, kita akan memiliki keyakinan yang kuat bahwa jalan menjadi seorang penulis hanyalah jalan gelap yang mendaki dan tak akan pernah bisa kita tempuh.

Keyakinan bahwa kita tidak memiliki bakat akan melahirkan keyakinan baru seperti tidak ada waktu, tidak ada mood dan tidak ada ide untuk menulis, maka keinginan menjadi seorang penulis layaknya tikus yang bermimpi menjadi raja hutan. Mulai sekarang, mari kita singkirkan soal perlu tidaknya bakat untuk menjadi seorang penulis, bukan hanya menjadi seorang penulis, profesi apapun bakat bukanlah syarat mutlak.

Aturan mental yang pertama kali kita siapkan adalah untuk bisa menulis, kita hanya perlu melatih diri bukan harus punya bakat. Sebab jika salah menerapkan aturan mental ini, maka biasanya kita memang akan selalu dihadapkan pada kesulitan menangkap peluang dalam merealisasikan ide dan gagasan dalam bentuk tulisan. Jadi yang diperlukan adalah kemantapan tekad untuk menulis. Bila perlu, berlatih menulis mulai dari nol, tekun berlatih dan terus berlatih.

Tulis saja apapun tema-tema yang menarik perhatian, tulis saja dulu seperti kita menulis status di facebook. Kembangkan lagi, belajar lagi, latihan lagi. Perbanyak membaca buku dari para penulis kenamaan. Menulislah secara konsisten dengan memberikan tugas pada diri sendiri untuk menulis selama satu jam dalam sehari. Mulai saat ini, tanamkan aturan mental baru, bahwa untuk bisa menulis tidak harus punya bakat, cukup sediakan waktu dan tetapkan hati untuk terus menulis. Sudah, itu saja!

Tinggalkan komentar